Info sekolah

Sebait Kata Maaf Tuk Menghapus Salah & Khilaf Agar Hari Kita Bersih Seperti Terlahir Kembali… Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1432 H Minal Aidin Walfaidzin ‘Mohon Maaf Lahir & Batin’

Daftar Isi

Rabu, 10 Agustus 2011

Iman Kita, Iman Termometer


Orang beriman mulai jaman nenek moyang sampai jamannya anak gaul sekarang ini tetap naik turun. Tidak ada satupun orang yang imannya tetap stabil setiap saat. Mengaku atau tidak mengaku kenyataan ini, semua orang mengalaminya, Apalagi di bulan ramadhan, iman setiap umat muslim naik drastis. Guru agama saya saja geleng-geleng melihat fenomena fantastis ini. Beliau juga tidak munafik, malah mengakui imannya juga naik turun seperti termometer. Tetapi, sebagai guru agama saya acungi jempol naik turun imannya stabil.


Muslim dadakan atau islam KTP sudah marak di telinga masyarakat. Seketika manusia berubah sesuai kehendak hati, semau mereka sendiri, kalau kata anak muda "suka-suka gw". Ketika tidak ada orang yang melihat mereka berfoya-foya dan ketika banyak orang melihat mereka diam seribu kata.


Perubahan besar terjadi ketika bulan ramadhan tiba, seperti sekarang ini. Apa kata dunia bila orang melihat kenyataan yang lucu ini. Mungkin mereka yang tidak merasa seperti ada perubahan besar ketika datang bulan ramadhan kesannya biasa saja. Namun, jika mereka sadar akan perubahannya pasti terbahak-bahak melihat periakunya sendiri. 


Saat ini perubahan dunia selalu dengan tahap ikut-ikutan. Seperti halnya bulan ramadhan, banyak wanita yang memakai kerudung dadakan. Mengikuti tren masa kini mereka menggunakan aneka ragam bentuk kerudung. Gengsi salah satu penyebab dari kerudung dadakan ini. Jika mereka tidak mengikuti tren maka akan dikatakan jadul. Nah, ini yang membuat termometer iman mereka naik. Naiknya termometer imannya drastis, akhirnya ngaji pun ikut-ikutan tidak sesuai hati nurani. Keikhlasan mereka hilang seperti angin. Bener gak tuh? 


Berlaku seumur hidup dan selalu diperlukan iman itu. Ini fakta bukan hanya opini. Benarkah semua itu terjadi? Memang benar selalu terjadi di masyarakat. Unik benar kenyataan ini, ini contoh sebuah iman dadakan yang sering menjadi agenda diskusi para remaja. Sebelum bulan ramadhan banyak remaja yang memakai baju adik. Ketika ramadhan tiba mereka memakai baju kakak yang kebesaran. Setelah ramadhan usai mereka bersih kembali, dari hati sampai busana mereka. Kembalilah baju adik dipakai, sampai banyak selogan "Dilarang pakai baju adik!" sering kita jumpai. 


Bukan hanya cewek atau cowok yang butuh pendekatan untuk menjalin sebuah hubungan. Kita juga perlu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kita dijauhkan dari perbuatan yang tidak baik, seperti memakai baju adik. Kasihan adiknya tidak punya busana yang cocok. Perlu introspeksi sejak dini kepada seluruh umat manusia. Iman kita memang seperti termometer, namun kita perlu menjaga kestabilannya dengan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.


Ada sesuatu yang aneh lagi ketika datang bulan ramadhan dan saat termometer iman kita naik. Apakah itu? Masjid kita semakin ramai. Aneh, mereka berbondong-bondong ke masjid dan selalu meramaikan hanya ketika bulan ramadhan tiba. Ngaku nggak!? Sewaktu di masjid mereka banyak yang melakukan tadarus dan sholat dadakan. Ada pula yang pergi ke masjid hanya menunggu ta'jil sebelum berbuka puasa  . Perlu kesadaran kita menjaga kesan baik masjid untuk umat muslim.


Memang kita kurang pendekatan sehingga anak muda era 2011 sekarang sudah banyak yang panik. Panik kiamat kurang setahun lagi akan tiba. Aneh, masih ada saja yang percaya kiamat versi film luar negeri itu. Dipikir pakai logika saja, mana mungkin tanpa ada sebab muncul akibat sebuah kiamat. Sebagai seorang muslim kita juga tidak boleh terlalu percaya diri kiamat datangnya masih lama. Sebaiknya kita berdoa agar diberi keselamatan di dunia dan akhirat.


Mungkin saja setelah beberapa bulan kita hidup sudah mengalami kiamat atau besok sudah terjadi, hmm semoga tidak terjadi. Manusia tidak pernah tahu tentang kapan terjadinya kiamat. Kita hanya bisa selalu melakukan yang terbaik untuk keselamatan kita

0 komentar:

Posting Komentar